Banda Aceh – Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh Amiruddin menghadiri acara “Pembinaan Komunikasi (Binkom) Cegah Konflik Sosial” yang diselenggarakan oleh Kodim 0101/KBA Kota Banda Aceh di Anjong Mon Mata, Rabu, 15 November 2023.
Turut hadir Wakil Asisten Intelijen Kepala Staf Angkatan Darat (Waasintel Kasad) Bidang Jemen Intel Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva, Wakapolresta Banda Aceh AKBP Satya Yudha Prakasa, Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar, Dandim 0101/KBA, perwakilan Kejari dan unsur Forkopimda lainnya.
Acara Bimkom Cegah Konflik Sosial tahun ini mengangkat tema “Peran Seluruh Komponen Masyarakat dalam Mencegah Konflik Sosial”.
Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin dalam sambutannya mengatakan Pemko Banda Aceh sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Amiruddin menilai Binkom sangat positif khusus bagi Banda Aceh sebagai kota tua yang telah berusia 818 tahun.
“Binkom Cegah Konflik Sosial ini dilaksanakan disaat yang tepat, dalam kondisi yang kondusif sebagai upaya pencegahan. Sebagai Pj Wali Kota Banda Aceh, saya memandang kegiatan ini sangat esensial dalam menjalankan roda pembangunan,” katanya.
Menurut Amiruddin dalam konteks konflik, Binkom ini dapat dimaknai sebagai upaya mitigasi bencana. Ini sesuai definisi bencana dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007.
“Saya mengutip pasal 1 Undang-Undang Penanggulangan Bencana; Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror,” jelasnya.
Dengan demikian, kata Amiruddin, Binkom ini dapat dimaknai sebagai upaya mitigasi bencana, dan bukan hanya tugas TNI saja, tapi secara bersama-sama.
“Pemko Banda Aceh patut bersyukur berkat kerja keras Kodam Iskandar Muda dan Polda Aceh serta dukungan semua elemen masyarakat, Banda Aceh tidak termasuk dalam daerah yang memiliki kerawanan tertinggi dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI,” ungkapnya.
Kendati demikian, Kata Walikota, bukan berarti Banda Aceh bebas dari potensi konflik sosial. Semua pihak menyadari bahwa konflik sosial dapat saja dilihat dari isu agama, maka penting adanya sosialisasi tentang toleransi antar umat beragama.
“Sebagai ibu kota provinsi, urbanisasi turut terjadi di Banda Aceh hingga kaya akan etnis. Perbedaan etnis turut menjadi potensi konflik. Potensi konflik lainnya, perbedaan pandangan terkait politik. Ini yang harus segera diantisipasi mengingat Pemilu tinggal beberapa bulan mendatang,” kata Amiruddin.
Sementara itu, Waasintel Kasad Bidang Jemen Intel Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva mengatakan dengan adanya Binkom tersebut diharapkan mampu bertukar pikiran dan melahirkan sebuah gagasan untuk menjadikan Aceh khususnya Kota Banda Aceh sebagai contoh atau miniatur bagi Indonesia.
“Program ini sudah dilakukan oleh TNI Angkatan Darat dari Sabang Sampai Meuroke. Kemarin kita sudah mengunjungi Sabang dan semua berlangsung dengan kondusif,” ujarnya.
Antoninho mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang mengikuti Binkom. “Harapan kita, Kota Banda Aceh menjadi nyaman dan menjadi ibu dari Negara Indonesia, apabila Ibu Indonesia hancur maka Indonesia akan berantakan,” harapnya.[]